SD Islam Al Hasanah

Senin, 12 April 2010

Televisi Pengaruhi Tumbuh Kembang dan Konsentrasi Anak

Republika Online

Selasa, 06 April 2010, 16:38 WIB

JAKARTA--Media elektronik terutama televisi memberi pengaruh pada kemampuan konsentrasi anak. Masa kanak-kanak yang seharusnya penuh kreativitas juga menjadi lambat bahkan menghilang.

''Hal ini membahayakan bagi anak-anak. Karena anak-anak menempel ke tabung (televisi),'' ujar Sekretaris Pimpinan Pusat Asyiyah Muhammadiyah, Trias Setiawati, kepada Republika, Selasa (6/4).

Lebih berbahayanya lagi, ungkap Trias, anak menjadi berkurang waktu belajarnya sehingga kecerdasan natural minim terbentuk dan akhirnya si anak menjadi kehilangan kreativitasnya.

Mengutip pada sebuah data dari bagian Tumbuh Kembang Anak Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, Trias memaparkan bahwa selama periode 1997-2001 terjadi peningkatan pasien konsultasi gangguan anak-anak karena media. Data mencatat sekitar 42 persen dari konsultasi gangguan tumbuh kembang dipicu oleh media.

''Angka tersebut kemungkinan besar meningkat pada saat ini. Terutama banyaknya media yang mempengaruhi perkembangan si anak,'' tutur Trias. Selain televisi anak juga harus menghadapi godaan untuk memainkan video game.

Akibatnya, selain hilangnya kreativitas, anak menjadi asosial atau kurang bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahkan terkait seringnya si anak menonton televisi membuat kemampuan konsentrasi anak menjadi lebih pendek.''Pola konsentrasi mereka terbentuk dari lama tayangan di televisi dan berhenti konsentrasi saat jeda iklan,'' tutur Trias.

Meski sudah telat untuk mulai memikirkan kebijakan untuk mengurangi dampak media pada anak-anak, Trias mengungkapkan bahwa Asyiyah Muhammadiyah mulai melakukan gerakan untuk mengurangi waktu berinteraksi dengan media di antaranya televisi.''Kami sudah melancarkan gerakan untuk diet televisi yaitu mengurangi waktu menonton televisi sedikit mungkin,'' kata dia.

Di sisi lain muatan pornografi yang masih sering ditemui pada tayangan konsumsi anak-anak pun menurut Trias memicu perilaku berlebihan pada anak. Ia mencontohkan kasus bahwa anak sekolah dasar sudah mulai berani untuk berkirim surat pada lawan jenisnya dengan kata-kata mengagumi lawan jenis layaknya orang dewasa.

Red: endro

Rep: Prima Restri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar