SD Islam Al Hasanah

Rabu, 19 Mei 2010

Pesantren Kilat 2010

Pendahuluan

“Apabila anak adam mati maka terputus semua amalnya kecuali 3 perkara yaitu anak sholih yang mendo’akannya, ilmu yang bermanfaat, dan amal jariyah ”
“…….janganlah kalian meninggalkan generasi di belakang kalian dalam keadaan lemah yang engkau cemaskan keadaannya… (An Nisaa : 9)
Sesungguhnya anak yang sholih adalah harta tak ternilai yang harus dimiliki oleh setiap orang. Urgensi pendidikan bagi sebuah generasi adalah lebih dari sekedar mempersiapkan generasi tersebut agar dapat eksis pada zamannya, tapi lebih dari itu pendidikan bagi sebuah generasi adalah membangun sebuah kehidupan yang lebih berkualitas bagi dirinya dan orang tuanya di dunia dan di akhirat. Oleh karenanya pendidikan anak bukanlah sebuah tuntutan tapi sebuah kebutuhan yang niscaya.

Dasar Pemikiran

Anak bagai pohon yang baru tumbuh, ia belum menghasilkan buah-buahan juga belum menghasilkan bunga yang harum. Namun memiliki harapan bahwa kelak ia akan menghasilkan bunga atau buah-buahan, tentu saja bila dirawat dengan baik. Sayangnya tidak semua anak mendapatkan perhatian dan dukungan yang cukup. Ada anak yang begitu dikekang ( ini jangan, itu engga boleh ), persis seperti pohon bonsai yang harus tumbuh sesuai pemiliknya. Semua itu tidak baik bagi pertumbuhan anak di masa depan. Anak adalah amanah Allah yang dititipkan kepada kita. Karena perkembangan rohani dan jasmaninya harus sesuai kehendak sang pencipta.
Pada umumnya kita tidak mengerti, bahkan ada yang tidak mau mengerti tentang anak-anak , karena itu terjadilah pada anak-anak dan kita sendiri yang diuji, seperti anak-anak yang nakal, tidak beragama dan sebagainya .
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” ( QS. Al Anfaal : 28 )

Kalau hal ini sampai terjadi, itu adalah karena ada faktor kelalaian , karena kita tidak mempersiapkan diri untuk diuji Allah keimanan kita dari segi anak .
Semoga dengan berbagai usaha dan berharap kepada Allah, kita dapat mengarahkan dan membimbing ( mendidik ) anak-anak kita kearah yang diridoinya.
Sudah menjadi agenda rutin tahunan SD Islam Al Hasanah mengadakan Pesantren Kilat yang diselenggarakan menjelang Ramadhan. Pesantren Kilat ini dilaksanakan untuk membina watak dan kepribadian yang mandiri dan berjiwa sosial, dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang, dengan bermacam warna.

Brosur Pesantren Kilat


PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MINAT SERTA BAKAT SISWA

Pembinaan dan Pengembangan minat serta bakat siswa dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini menjadi wadah bagi siswa – siswi SDSN Islam Al Hasanah untuk mengembangkan diri serta menggali potensi – potensi yang ada. Setiap siswa diberikan kebebasan untuk memilih salah satu bidang kegiatan yang paling diminatinya. Kegiatan - kegiatan tersebut   adalah Olah Raga, Kesenian, Sastra dan MIPA. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan bagian dari penelusuran minat dan bakat siswa yang hasilnya  diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat secara umum untuk mau menitipkan putra – putrinya belajar di SDSN Islam Al Hasanah. Selain daripada itu, hasil - hasil yang dikembangkan dari penelusuran minat dan bakat siswa dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa – siswi SDSN Islam Al Hasanah ini mampu bersaing dengan sekolah – sekolah lain di wilayah kecamatan Ciledug maupun Kota Tangerang dalam berbagai perlombaan untuk bidang olah raga, kesenian, sastra,dan MIPA. Pada beberapa bidang yang memang belum ada kegiatan perlombaannya para siswa diarahkan agar mampu tampil dengan penuh percaya diri dalam  kegiatan pentas seni. Dengan demikian Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Bakat Siswa secara keseluruhan bertujuan agar para siswa SDSN Islam Al Hasanah diharapkan  mampu  menjadi pemenang dalam berbagai kegiatan perlombaan, juga mampu menampilkan kreasinya dalam kegiatan pentas seni dengan penuh percaya diri, serta dapat dijadikan sarana promosi yang positif dari keberadaan SDSN Islam Al Hasanah. Agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar secara umum, maka kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran dengan pembimbing yang berasal dari guru SDSN Islam Al Hasanah sendiri maupun pembimbing dan pembina dari luar.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan adalah sebagai berikut ini :

No

JENIS KEGIATAN

PESERTA

WAKTU

PENANGGUNG JAWAB

1

FUTSAL

Kls.III – VI

Jum,at

Dadi AS & Akhmad

2

BASKET

Kls III – VI

Rabu

Deni Ahmad R.,S.Pd

3

MENARI

Kls.I – III

Selasa

Yanti

4

SENI LUKIS

Kls.I dan II

Selasa

Agus Hadi, S.Pd

5

ENSAMBLE

Kls.V dan VI

Rabu

Suwito, S.Pd

6

PADUAN SUARA

KLS.IV - VI

Rabu

Suwito, S.Pd

7

MARAWIS

KLS.III – V

Selasa

H.Harun.AR., S.Pd

8

PILDACIL

KLS.III – V

Senin

Wahyu.R., S.Pd

9

QIRA’AT

KLS.III – V

Senin

Yahya, S.Pd

10

SAINS CLUB

KLS.IV dan V

Kamis

Agus Hadi, S.Pd

11

HADRAH +   QASIDAH

GURU SDI AL HASANAH

Sabtu

Hj.Sawiyah, S.Pd +  Hans

12

ENGLISH CLUB

Kls.IV dan V

Jum,at

Reni Wahyuni, S.Pd

13

Pramuka

 

Sabtu

Abdul Latif, S.Ag

 

Dari hasil pembinaan dan pengembangan bakat siswa yang telah dilakukan, prestasi yang sangat membanggakan sekolah maupun orang tua siswa diantaranya adalah :

  1. Juara II Basket Putri
  2. Juara I Futsal Al Bayyan Expo 2010
  3. Juara II Futsal Al Bayyan Expo 2010

Siswa – siswi SDSN Islam Al Hasanah yang telah berprestasi dalam bidangnya diantaranya adalah seperti dalam foto – foto berikut ini.

 

Ciledug, Mei 2010                                                                           Penulis

Suwito, S.Pd

Selasa, 18 Mei 2010

PENINGKATAN PRESTASI MELALUI KEGIATAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

Di dalam muatan Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim yang dikembangkan di SDSN Islam Al Hasanah salah satunya disebutkan bahwa Kurikulum Pengembangan Pribadi Muslim adalah kurikulum yang dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum harus dapat mendorong peserta didik untuk berperilaku kepada kepribadian muslim baik di lingkungan sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat dengan mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi tersebut memberi pengertian bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni itu selalu berkembang, oleh karena itu peserta didik didorong untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan yang ada tersebut, tanpa kehilangan kepribadian sebagai muslim. Jadi peserta didik  akan selalu didorong untuk meningkatkan kemampuan dan prestasinya agar mampu mengikuti dan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan, teknologi dan seni tersebut. Selanjutnya disebutkan pula bahwa untuk pencapaian peningkatan prestasi siswa, dalam pelaksanaannya di sekolah diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pelayanan yang bersifat perbaikan (Remedial) dan juga  pengayaan, dengan tetap memperhatikan pengembangan pribadi peserta didik. Pelaksanaan kegiatan ini diatur sebagaimana berikut ini :

  1. Remedial ( perbaikan ) diberikan kepada siswa yang mengalami hambatan dalam prestasi belajarnya. Ketentuan tentang hal tersebut berpedoman pada pencapaian KKM           ( Kriteria Ketuntasan Minimal ). Artinya siswa yang memiliki nilai di bawah KKM maka kepadanya akan diberikan Remedial. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa dan Rabu.
  2. Pengayaan diberikan kepada siswa – siswa yang memiliki rangking 1, 2, dan 3 di setiap kelasnya. Siswa – siswa ini diberikan materi tambahan dan juga bimbingan khusus untuk menggali kemampuannya dalam mata pelajaran tertentu. Melalui beberapa kali serangkaian tes, mereka diseleksi untuk menentukan kemampuan khusus pada mata pelajaran tertentu. Dari hasil tes tersebut nantinya siswa diarahkan untuk mengikuti lomba – lomba tertentu, baik dari tingkatan gugus, kecamatan, kota, propinsi, dan hingga nasional. Perlombaan yang diikuti tidak hanya yang diselenggarakan oleh pemerintah tetapi juga lembaga – lembaga swasta. Pengayaan diberikan setiap hari Kamis dan Sabtu.
  3. Pelayanan bimbingan khusus untuk pengerjaan PR yang pelaksanaannya dijadwalkan setelah jam pelajaran selesai.

Dari kegiatan remedial dan pengayaan yang dilakukan secara rutin dan terjadwal dengan tepat, serta terprogram secara terinci, maka di akhir semester dua ini, di mana banyak berbagai kegiatan perlombaan yang diikuti siswa – siswi SDSN Islam Al Hasanah, dapat memperoleh hasil yang membanggakan di antaranya adalah :

  1. Juara I Siswa Berprestasi Tingkat Kec. Ciledug Tahun 2010
  2. Juara I Cerdas Cermat Al Bayyan Expo Tahun 2010
  3. Juara I Olimpiade MIPA Tingkat Kota Tangerang Tahun 2010
  4. Juara II Siswa Berprestasi Tingkat Kec. Ciledug Tahun 2010
  5. Juara II Cerdas Cermat Al Bayyan Expo Tahun 2010

Siswa – siswi SDSN Islam Al Hasanah yang telah meraih prestasi di berbagai event perlombaan diantaranya adalah :

  1. Gandhi Mardiansyah
  2. Avini Risda
  3. Destira Suci Novianti
  1. Adha Vika Nurlaela
  2. Humaira Hanan
  3. Natasya Kamil

Ciledug,  Mei 2010                                                                     Penulis

Suwito, S.Pd

TUMBUHKAN BUDAYA MALU

Malu adalah suatu hal dimana kita diliputi oleh perasaan sangat tidak enak di hati yang disebabkan oleh merasa hina, rendah, tak mampu, ataupun karena ketahuan berbuat sesuatu yang kurang baik menurut norma, berbeda dengan kebiasaan, atau mempunyai cacat atau kekurangan lainnya. Malu yang disebabkan oleh hal – hal tersebut di atas, membuat seseorang mengurung diri dalam kamar,tidak berani keluar rumah, menutup diri dari pergaulan, senang menyendiri, ataupun mengasingkan diri. Pada kasus - kasus tertentu rasa malu dapat berdampak psikologis yang berkepanjangan dan fatal akibatnya seperti mengakhiri hidup. Jadi kalau mau dinilai, rasa malu itu ada yang berakibat ringan, ada pula yang berat berat. Tetapi akibat yang ada itu, akan  berbeda dampaknya pada masing – masing orang. Artinya jika suatu perbuatan yang kurang baik dilakukan oleh dua orang dan perbuatan diketahui oleh orang lain, dampaknya bagi ke dua orang tersebut akanlah berbeda. Mungkin saja buat yang satu orang akan berakibat ringan akan tetapi buat yang satunya lagi bisa berakibat berat. Dari semua rasa malu yang ada diri kita, dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan penyebab rasa malu itu sendiri seperti :

1.  Sangat tidak enak hati karena berbuat kurang baik atau berbeda dengan kebiasaan.

     Contoh dari hal ini adalah seperti  misalnya :

  • Malu karena kedapatan sedang mencuri.
  • Malu menemui tamu karena belum mandi.
  • Malu makan yang sesuai porsinya waktu bertamu, atau waktu menghadiri undangan hajatan.

2.  Segan melakukan sesuatu karena ada rasa hormat.

      Dalam hal ini contoh yang nyata adalah seperti :

  • Murid yang bersalah merasa malu menemui gurunya.
  • Malu menanyakan sesuatu karena yang akan ditanya adalah seorang ulama, Lurah, atau pejabat tertentu.

3.   Merasa rendah dan hina.

       Malu yang diakibat oleh karena merasa rendah atau hina biasanya dapat berdampak psikologis yang berat, seperti :    

  • Malu karena cacat yang ada pada dirinya.
  • Malu karena tertangkap melakukan suatu tindakan kejahatan atau perzinahan.
  • Malu karena menjadi korban tindakan perzinahan.

Malu yang satu ini dampaknya akan sangat berat bagi si korban. Kalau si korban tidak kuasa menanggung malu, maka bisa berakibat fatal yang akibatnya sampai bisa melakukan tindakan bunuh diri.

Malu seperti yang diungkapkan tadi adalah malu karena suatu perbuatan yang tidak baik. Akibatnya orang akan menghindarinya agar tidak terkena malu. Bagaimana jika malu karena tidak melakukan suatu perbuatan yang positif    ( baik )? Tentunya hal yang demikian ini harus kita tumbuhkan pada diri kita, anak – anak kita, keluarga kita, murid – murid kita ataupun masyarakat di sekitar tempat tinggal kita. Malu karena tidak melakukan suatu tindakan yang baik memiliki akibat yang positif bagi diri si pelaku maupun orang – orang yang ada di sekitarnya. Jadi sebaiknya malu yang demikian ini perlu ditumbuhkan dan dipupuk keberadaannya. Agar lebih melekat pada diri seseorang perlu ditumbuhkan “ Budaya Malu “ ( khususnya malu karena tidak melakukan perbuatan yang positif ). Budaya malu yang demikian ini dapat ditumbuhkan di lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, lingkungan tempat kita kerja ataupun di lingkungan masyarakat di sekitar kita.

Apa sajakah budaya malu yang bisa kita terapkan di dalam lingkungan sekolah? Jawabannya adalah malu kalau tidak berbuat baik di dalam lingkungan sekolah itu  seperti contohkan sebagai berikut : 

  1. Malu karena datang terlambat
  2. Malu karena melihat rekan sibuk melakukan aktivitas.
  3. Malu karena melanggar aturan.
  4. Malu untuk berbuat salah.
  5. Malu karena belajar sesuatu tetapi belum berprestasi.
  6. Malu karena tugas tidak terlaksana/selesai tepat waktu.
  7. Malu karena tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan lingkungan.

Dari contoh – contoh seperti di atas yang terpenting adalah bagaimana menumbuhkan budaya malu itu dalam lingkungan sekolah yang kita bina, juga pendekatan seperti apa yang harus kita lakukan agar budaya malu tersebut dapat benar – benar tertanam dalam diri peserta didik kita, sehingga budaya malu tersebut mampu memotivasi para peserta didik untuk berprestasi, dan juga teraplikasikan dalam tindakan – tindakan keseharian baik di rumah, sekolah dan di lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini tidaklah mudah, karena perlu contoh yang nyata dari warga di sekolah tersebut selain siswa seperti penjaga sekolah, guru, karyawan, dan kepala sekolah. Pemberian contoh yang nyata dari guru akan lebih mudah tertanam dalam diri peserta didik dibandingkan dengan perintah, ataupun tulisan berupa himbauan untuk menumbuhkan budaya malu yang kita tulis di dinding – dinding sekolah. Harapan terbesar dari semua itu adalah apabila peserta didik kita memiliki budaya malu karena tidak melakukan perbuatan yang positif, ke depannya tentunya akan memiliki sifat cepat kaki ringan tangan kepada semua orang. Dan dia akan menjadi pribadi yang disiplin, cerdas, rajin, tekun,  ulet dan cepat tanggap terhadap suatu keadaan.

Ciledug, Mei 2010                                                                                             Penulis

Suwito, S.Pd

Sabtu, 01 Mei 2010

MUHASABAH DAN MOTIVASI JELANG UASBN 2010

“Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan ”.

Itulah janji Allah SWT kepada kita semua, dan hal tersebut kami jadikan tema dalam kegiatan Muhasabah dan Motivasi Jelang UASBN 2010. Kegiatan ini diadakan dengan maksud memberikan kesiapan mental kepada Siswa – siswi SDSN Islam Al Hasanah sejumlah 182 anak, yang nanti pada Hari Selasa sampai dengan Kamis tanggal 4 – 6 Mei 2010, akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional ( UASBN ).

 

Pembekalan kepada siswa – siswi ini rutin kami laksanakan dalam setiap tahunnya menjelang diadakan UASBN. Pembekalan yang demikian ini dapat memberikan motivasi tersendiri bagi siswa, dimana  dalam mengikuti kegiatan UASBN, mereka memiliki keyakinan mental, bahwa Allah akan memberikan kemudahan  kepada mereka semua, yang didasarkan pada kalimat Allah “ Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan”

Dengan keyakinan mental yang kuat, diharapkan mereka akan memiliki kemudahan dan kelancaran dalam mengerjakan soal – soal. Setelah sebelumnya mereka mempunyai usaha yang cukup keras dan lama dalam mempersiapkan diri menghadapi UASBN kali ini. Usaha – usaha yang mereka lakukan adalah penambahan materi selama 2 jam pelajaran setiap harinya, mulai hari Senin sampai dengan Jum’at, dan juga mengikuti serangkaian Try Out yang dilaksanakan hingga 5 kali.

Prinsip berdoa dan berusaha selalu ditanamkan kepada siswa – siswi kami, dan apapun hasil yang diperoleh adalah merupakan ketentuan dari Allah SWT. Dengan bekal yang demikian diharapkan anak – anak nantinya tidak memiliki rasa yang berlebihan terhadap hasil atau keputusan yang diberikan kepada mereka setelah melaksanakan kegiatan UASBN ini. Harapan yang terbesarnya yaitu jika mereka lulus dengan hasil yang memuaskan, mereka tidak akan bergembira secara berlebihan, ataupun sebaliknya jika mereka mengalami kegagalan mereka tidak akan melakukan tindakan – tindakan yang tidak diharapkan, atau tindakan yang merugikan diri mereka sendiri.

Kegiatan Muhasabah yang dirancang khusus oleh Guru Kelas Vi dan Guru Agama ini dilaksanakan setelah Sholat Asar, yang diawali dengan dengan pembacaan Surat Yaassin yang dipimpin oleh Bapak Wahyudin Reisniandy, S.Pd.I dilanjutkan dengan serangkaian bacaan sholawat dan doa – doa yang dipimpin oleh Bapak H. Harun Al Rasyid, S.Pd.I dan diakhiri dengan pemberian motivasi oleh Bapak H. Ahmad Nurshofa, M.Pd. Selama hampir 4 jam penuh kegiatan ini berlangsung dan  diselingi dengan sholat maghrib berjamaah serta makan malam bersama, terasa benar kehikmatan dari kegiatan ini. Hal ini dapat dimungkinkan karena memang sebenarnya anak – anak memang membutuhkan dengan kegiatan yang demikian ini.

Penulis

Suwito, S.Pd

FOTO – FOTO KEGIATAN 

   

 

 

Belajar Nomor / Angka Romawi Kuno

Pada zaman dahulu kala orang romawi kuno menggunakan penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf melangbangkan / memiliki arti angka tertentu, yaitu :
I / i untuk angka satu / 1
V / v untuk angka lima / 5
X / x untuk angka sepuluh / 10
L / l untuk angka lima puluh / 50
C / c untuk angka seratus / 100
D / d untuk angka lima ratus / 500
M / m untuk angka seribu / 1000
Beberapa kekurangan atau kelemahan sistem angka romawi, yakni :
1. Tidak ada angka nol / 0
2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu
3. Terbatas untuk bilangan-bilangan kecil saja
Untuk menutupi kekurangan angka romawi pada keterbatasan angka kecil, maka dibuat pengali seribu dengan simbol garis strip di atas simbol hurup (kecuali I).
V / v dengan garis di atas untuk angka lima ribu / 5000
X / x dengan garis di atas untuk angka sepuluh ribu / 10000
L / l dengan garis di atas untuk angka lima puluh ribu / 50000
C / c dengan garis di atas untuk angka seratus ribu / 100000
D / d dengan garis di atas untuk angka lima ratus ribu / 500000
M / m dengan garis di atas untuk angka satu juta / 1000000
Metode / Teknik Penomoran Angka Romawi :
1. Simbol ditulis dari yang paling besar ke yang paling kecil
2. Semua simbol besar ke kecil dijumlah kecuali kecil ke besar berarti ada pengurangan.
Contoh penulisan angka romawi kuno :

1. 16 = XVI
2. 35 = XXXV
3. 45 = XLV
4. 79 = LXXIX
5. 99 = IC
6. 110 = CX
7. 999 = CMXCIX
8. 1666 = MDCLXVI
9. 2008 = MMVIII

Konversi Satuan Ukuran Berat, Panjang, Luas dan Isi

Berikut ini adalah satuan ukuran secara umum yang dapat dikonversi untuk berbagai keperluan sehari-hari yang disusun berdasarkan urutan dari yang terbesar hingga yang terkecil :
km = Kilo Meter
hm = Hekto Meter
dam = Deka Meter
m = Meter
dm = Desi Meter
cm = Centi Meter
mm = Mili Meter

A. Konversi Satuan Ukuran Panjang
Untuk satuan ukuran panjang konversi dari suatu tingkat menjadi satu tingkat di bawahnya adalah dikalikan dengan 10 sedangkan untuk konversi satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 10. Contoh :
- 1 km sama dengan 10 hm
- 1 km sama dengan 1.000 m
- 1 km sama dengan 100.000 cm
- 1 km sama dengan 1.000.000 mm
- 1 m sama dengan 0,1 dam
- 1 m sama dengan 0,001 km
- 1 m sama dengan 10 dm
- 1 m sama dengan 1.000 mm
B. Konversi Satuan Ukuran Berat atau Massa
Untuk satuan ukuran berat konversinya mirip dengan ukuran panjang namun satuan meter diganti menjadi gram. Untuk satuan berat tidak memiliki turunan gram persegi maupun gram kubik. Contohnya :
- 1 kg sama dengan 10 hg
- 1 kg sama dengan 1.000 g
- 1 kg sama dengan 100.000 cg
- 1 kg sama dengan 1.000.000 mg
- 1 g sama dengan 0,1 dag
- 1 g sama dengan 0,001 kg
- 1 g sama dengan 10 dg
- 1 g sama dengan 1.000 mg
C. Konversi Satuan Ukuran Luas
Satuan ukuran luas sama dengan ukuran panjang namun untuk mejadi satu tingkat di bawah dikalikan dengan 100. Begitu pula dengan kenaikan satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 100. Satuan ukuran luas tidak lagi meter, akan tetapi meter persegi (m2 = m pangkat 2).
- 1 km2 sama dengan 100 hm2
- 1 km2 sama dengan 1.000.000 m2
- 1 km2 sama dengan 10.000.000.000 cm2
- 1 km2 sama dengan 1.000.000.000.000 mm2
- 1 m2 sama dengan 0,01 dam2
- 1 m2 sama dengan 0,000001 km2
- 1 m2 sama dengan 100 dm2
- 1 m2 sama dengan 1.000.000 mm2
D. Konversi Satuan Ukuran Isi atau Volume
Satuan ukuran luas sama dengan ukuran panjang namun untuk mejadi satu tingkat di bawah dikalikan dengan 1000. Begitu pula dengan kenaikan satu tingkat di atasnya dibagi dengan angka 1000. Satuan ukuran luas tidak lagi meter, akan tetapi meter kubik (m3 = m pangkat 3).
- 1 km3 sama dengan 1.000 hm3
- 1 km3 sama dengan 1.000.000.000 m3
- 1 km3 sama dengan 1.000.000.000.000.000 cm3
- 1 km3 sama dengan 1.000.000.000.000.000.000 mm3
- 1 m3 sama dengan 0,001 dam3
- 1 m3 sama dengan 0,000000001 km3
- 1 m3 sama dengan 1.000 dm3
- 1 m3 sama dengan 1.000.000.000 mm3
Cara Menghitung :
Misalkan kita akan mengkonversi satuan panjang 12 km menjadi ukuran cm. Maka untuk merubah km ke cm turun 5 tingkat atau dikalikan dengan 100.000. Jadi hasilnya adalah 12 km sama dengan 1.200.000 cm. Begitu pula dengan satuan ukuran lainnya. Intinya adalah kita harus melihat tingkatan ukuran serta nilai pengali atau pembaginya yang berubah setiap naik atau turun tingkat/level.
Satuan Ukuran Lain :
A. Satuan Ukuran Panjang
- 1 inch / inchi / inc / inci = sama dengan = 25,4 mm
- 1 feet / ft / kaki = sama dengan = 12 inch = 0,3048 m
- 1 mile / mil = sama dengan = 5.280 feet = 1,6093 m
- 1 mil laut = sama dengan = 6.080 feet = 1,852 km
1 mikron = 0,000001 m
1 elo lama = 0,687 m
1 pal jawa = 1.506,943 m
1 pal sumatera = 1.851,85 m
1 acre = 4.840 yards2
1 cicero = 12 punt
1 cicero = 4,8108 mm
1 hektar = 2,471 acres
1 inchi = 2,45 cm
B. Satuan Ukuran Luas
- 1 hektar / ha / hekto are = sama dengan = 10.000 m2
- 1 are = sama dengan = 1 dm2
- 1 km2 = sama dengan = 100 hektar
C. Satuan Ukuran Volume / Isi
1 liter / litre = 1 dm3 = 0,001 m3
D. Satuan Ukuran Berat / Massa
- 1 kuintal / kwintal = sama dengan = 100 kg
- 1 ton = sama dengan = 1.000 kg
- 1 kg = sama dengan = 10 ons
- 1 kg = sama dengan = 2 pounds